Senin, 01 Maret 2010

Change

Waktu libur maulid nabi Muhammad SAW kemarin gw baca sebuah buku tentang tips buat yang mau kuliah. Judulnya "Nggak Sekedar Kuliah", isinya cukup bagus malah gw rekomendasiin buat yang mau kuliah. Sayang sekali tapi, saya sudah diakhir masa kuliah, malah sudah seharusnya keluar dari kampus alias mahasiswa yg lulus tidak tepat waktu. Beberapa poin penting yang gw baca bener-bener berguna banget buat keadaan gw sekarang, dimana harusnya gw sudah menjadi lebih baik secara sudah saatnya lulus dari kampus. Setelah baca nih buku gw jadi merenung selama ini gw gak ngapa-ngapain, walo gw gak ngelakuin hal-hal yang buruk tapi gw ngerasa selama ini gw masih jadi orang yang gini-gini aja, gak ada bedanya gw pas SMA sama sekarang. O ya, yang gw tulis disini cuma yang sesuai sama yang gw perlu aja, hehe... Kalo mau lebih lengkap beli aja bukunya trus baca sendiri.

Berubah

Untuk bisa menjadi perubah, kita harus terlebih dahulu berubah. Hanya yang bergerak yang bisa menggerakkan sesuatu. Batu yang diam bisa bergeser karena ada dorongan tenaga kita yang memaksanya bergerak. kita bisa menjadi perubah kalau kita sudah terlebih dahulu mengubah diri dari pasif menjadi aktif. Siapkan tenagamu untuk menggerakkan banyak hal!.
Segeralah berubah sebelum nasi menjadi basi. Kalau nasi berubah jadi bubur, sih, masih enak; tinggal kasih serpihan daging ayam, telur, dan bawang. kita bisa menyantapnya menjadi bubur ayam. Kalau nasi sudah basi, pastilah nasi itu akan dibuang, lalu menjadi sampah. Nasi sudah basi itu terjadi ketika semangatmu sudah kendor dan keberanianmu sudah tumpul. Kalau sudah begini; kita tak bakal bisa melangkah walaupun satu senti. kita merasa didesak oleh banyak hal, mau ke kanan pikiranmu bilang ke kiri; mau ke kiri , masalah yang di belakang juga belum beres. Makanya, segeralah bergerak!

Seperti kata AA Gym
Mulailah dari diri sendiri
Mulailah dari yang sederhana
Mulailah sekarang juga!

Tak ada yang terlambat. Better late than never, begitu kata orang Inggris. Bukan mendingan telat daripada terlambat (ini sih, sama saja), mending telat daripada tidak sama sekali. Untuk kita yang telat, ada satu rahasia khusus. Orang-orang yang sudah didepan duluan biasanya lupa diri dan merasa lebih hebat ketimbang kita. Inilah titik kelemahan mereka. Begitu mereka lupa diri, mereka jadi tidak terkontrol; saat itulah, kita bisa menyusulnya dengan sekali gas: WUUUSSS ... WUUUSSS ...
Orang yang belakangan bergerak mempunyai keuntungan juga. Misalnya, kita bisa belajar dari kegagalan orang yang sudah duluan. kita bisa melihat kelemahan dan kekurangan mereka yang sudah duluan. Atas dasar pengalaman yang sudah duluan itu, kita bisa melakukan perjalanan dengan lebih cermat dan seksama. Sekali lagi, tak ada yang terlambat. Kalau nasi sudah jadi bubur karena terlalu banyak air dan telat memadamkan api, kita bisa menjadikannya bubur ayam.
Oke, tak ada yang terlambaat selagi kita masih bisa bergerak.

Mau kemana sih kita?

Entah disadari atau tidak, kita pasti menuju akhir kehidupan ini. Jadi pertanyaan sesungguhnya adalah apakah kita mau memilih tujuan dan menempuh arah kesana atau membiarkan diri kita hanyut terbawa arus, membiarkan orang lain menentukan dimana kita akan berakhir. Namun semua itu harus kita sendiri yang memilih dan menetukan, mau ke mana?
Ini pertanyaan yang tak mudah. Masalahnya adalah terlalu banyak orang yang menjalani hidup tanpa tujuan, misalnya dengan ungkapan "Saya mah, mengalir saja". Asal kita tahu, air itu mengalir bukan tanpa tujuan. Air mengalir dengan gerak terarah: menuju laut atau menuju langit melalui penguapan. Jadi, pada kata "mengalir" ada arah yang dipakai pedoman oleh air.
Bila hidup tanpa tujuan, kita akan ditelan oleh tipuan gerak. Seakan-akan kita bergerak, melakukan banyak aktivitas, padahal kita tidak melakukan apa-apa. Mahasiswa biasanya sibuk dengan ikut kegiatan ini dan itu, tanpa tujuan yang jelas dan semuanya itu tidak akan menghasilkan apa-apa.
Ini persis seperti tikus didalam roda. Ia berlari kencang sampai berkeringat. Tapi kenyataannya, ia tetap saja berada ditempat yang sama. Hanya rasa capek, selebihnya kita tak dapat apa-apa. Sialnya, saat kita menyadari itu, waktu sudah berkurang. kita semakin tua.
Sukses adalah perjalanan. kita tak bisa tiba-tiba menjadi sukses ketika tiba disuatu tempat tertentu tanpa melakukan perjalanan. Untuk dapat melakukan perjalanan, tentu kita butuh menetukan dulu titik akhirnya, tujuannya.


2 komentar:

sosoidolaku mengatakan...

nice post. btw gw juga pengalaman serupa. sempet kemaren waktu beres-beres lemari wktu mau nyari ijazah SMA, ketemu sebuah buku yang masih bagus tetapi penuh dengan debu berjudul "Strategi Sukses Dikampus" setelah gw baca, isinya sungguh sngat bagus sebagai guidance belajar dan beraktivitas di kampus sebagai mahasiswa baru yang tersesat. kebanyakan masalah belajar sih. andai dulu gw baca dan bis menahan godaan-godaan gak penting yang terus datang menggoda.

pada dasarnya saya pecaya semua anak yang masuk ITB itu pintar, hanya yang membedakan adalah tingkat kesadaran akan diri sendiri dan tingkat kerajinan/kemalasan.

anakbarugedhe mengatakan...

wii mbah soso berkomentar..
Buku SSDK gw udh kmn ya, yg sering dipake dulu sih cuma buku Panduan buat anak TPB, berguna bwt mencari ruangan kuliah, haha..